Perang tarif operator seluler makin menggila lewat aneka promosi. Ini memberi kesempatan konsumen untuk memilih operator dengan tarif termurah. Tapi jangan sampai terjebak, karena bisa rugikan konsumen.
Perang kini tak hanya berkecamuk di arena pertempuran Afganistan atau Irak. Tapi "perang" juga turut merambah negeri ini sejak setahun terakhir ini. Perang yang dimaksud tentu saja bukan perang yang sesungguhnya, tapi "perang" dari sisi persaingan antar produk, utamanya produk operator telekomunikasi seluler. Mulai dari harga hingga layanan, para operator telepon seluler di tanah air kini bersaing ketat. Bahkan tidak sungkan-sungkan saling menjatuhkan.
Publik konsumen kini banyak digempur kampanye iklan operator seluler di
Tapi jangan salah dulu, apa yang dilakukan oleh para operator telekomuniasi selular itu adalah strategi marketing dan periklanan, karena pemerintah telah menetapkan tarif termurah dan tarif tertinggi, begitu juga untuk sms suah diatur oleh regulator, maka kita lihat sekarang biaya sms pun turun hapir setengahnya.
Marketing,selling,sales,Pemasaran,Penjualan,Bisnisdankewirausahaan
Marketing,selling,sales,Pemasaran,Penjualan,Bisnisdankewirausahaan
Untuk menarik calon pelanggan memang kreatifitas periklanan sangat diperlukan untuk membujuk konsumen. Konsumen tidak pernah melihat berapa biaya sesungguhnya, yang dia lihat adalah pesan yang disampaikan oleh iklan. Dari 0,5 rupiah perdetik sampai 0,000000 rupiah perdetik, ini sebenarnya adalah bahasa periklanan, untuk bisa menonjokan bahwa merekalah yang paling murah. Dalam pikiran konsumen yang dia lihat adalah angka yang nol nya banyak. Sungguh fantastis perang iklan yang digendrang oleh para operator selular ini.
Apakah ini bisa menarik konsumen untuk beralih ?
Marketing,selling,sales,Pemasaran,Penjualan,Bisnisdankewirausahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar